Mengisi waktu luang
Hey guys, aku mau share 2 buah apalah namanya ini, bisa dibilang puisi, tapi ga ber-rhyme, mau dibilang cerita juga ga ada alurnya, kita panggil saja 'sepenggal tulisan iseng' Semoga kalian suka ya
14 june 2014
Benci itu saat dimana kamu cuma ingin dia menghilang dari dunia ini
Cinta itu saat dimana kamu mau hanya dia di dunia ini
Mereka bilang cinta dan benci itu bedanya sangat tipis
Apa maksudnya?
Bisakah kita mencinta kepada yang kita benci?
Bisakah kita membenci orang yang kita cintai?
Dunia ini terlalu membingungkan untuk dimengerti
Perasaan begitu cepatnya berubah
Sekejap saja masa semuanya tak sama lagi
Tak mengerti apa inti dari semua ini
Jika suatu saat nanti aku mengalami hal yang sama
Mungkin aku akan mengerti alasannya
Tapi mengerti alasan tersebut hanya membuatku sama seperti yang lain
Aku hanya sebagai korban, bukan seorang yang berbeda
Haruskah menjadi satu sebelum mengerti?
Haruskan demikian?
Hmm, Penggalan diatas ditulis saat aku sedang melihat sepasang muda mudi sedang berjalan dimall, terlihat sangat serasi, tapi bukankah semua hubungan itu cuma bermuara di dua tempat yang sungguh berbeda? Bisa mereka menjadi belahan jiwa, dan juga bisa jadi mereka berubah menjadi musush bebuyutan 7 turunan.
15 june 2014
Kata orang kita hanya sebentar didunia ini
Sebentar kata mereka
Tak tahu kah mereka betapa menderitanya hidup didunia ini?
Betapa banyak jeritan tangis kesakitan?
Berapa banyak orang yang mencoba bunuh diri?
Masih bisakah engkau berkata bahwa hidup ini singkat?
Mungkin hidup ini singkat,
Bagi mereka yang begelimang harta
Hidup penuh glamor dan kemewahan
Tiada yang perlu diperjuangkan
Hidup ini adalah karunia dari yang diAtas
Hadiah terbesar dan yang paling indah
Sampai hati kah kamu hidup dengan semena-mena?
Kehidupan ini penuh dengan misteri
Bukankah itu yang membuatnya menarik?
Kehidupan itu selalu tidak terduga
Bukankah itu yang membuat kita selalu waspada?
Jika memang hidup ini hanya sementara
Mengapa kita masih bersandiwara
Nah, kalau yang satu ini, dibuat pas mati lampu kemaren... Hehehehe.... Tapi abis dibaca-baca, ternyata ada benarnya juga loh, padahal aku kira tulisan ini cuma bawaan mati lampu aja. Kata guru aku, kata-katanya terlalu nusuk dan kurang diplomatis, tapi kalau menurut aku, semakin frontal semakin baik (Khusus puisi ya) jadi ga menyusahkan murid murid Indonesia untuk menganalisis unsur intrinstik atau unsur apapun dari sebuah puisi.
Ayo mulai dari sekarang kita bikin puisi yang langsung kepada intinya, bukannyak lebih cepat lebih baik (Terpengaruh kampanye pilpres). Sebagai generasi muda, kita harus bisa bikin gebrakan yang berguna, ini adalah salah satunya, jadi, murid murid Indonesia nantinya tidak akan belajar tentang puisi, keculai mereka mau mengambil lndonesia literatur, itu beda cerita, tapi bagi yang tidak, mending mereka belajar cara memberantas korupsi, ya ga? ya ga? Ga deng becanda... HAHAHA.. Mkbye guys, love yaa :D
Comments
Post a Comment